PECINTA SEPEDA

 

5 Jenis Sepeda Gunung serta Fungsinya, Para Pencinta Gowes Wajib Tahu


Jenis Sepeda Gunung Berdasarkan Rangkanya

Sepeda gunung, apabila dibagi menurut bentuk dan pembuatan rangkanya, dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1.  Sepeda Gunung Hard Tail

Jenis sepeda gunung hard tail adalah sepeda gunung  yang paling banyak ditemui. Pada sepeda gunung jenis ini rangka sepeda dibuat kaku tanpa suspensi. Hal ini dilakukan dengan tidak menambahkan suspensi pada rangka.

Jadi pada sepeda gunung jenis ini, suspensi maksimal hanya terdapat pada fork / suspensi depan saja. Pada rangka setiap sambungannya akan disambung mati (las jika frame terbuat dari logam, dan sambungan paten jika bahannya karbon).

Jenis sepeda gunung ini didesain untuk jalan yang tidak terlalu ekstrem. Hanya sebatas pada jalanan berbatu / rusak tanpa ada lubang yang dalam atau lompatan yang tinggi. 

2. Sepeda Gunung Soft Tail/Full Suspension

Jenis sepeda gunung ini sering disebut dengan sepeda fullsus berasal dari singkatan full suspension. Seperti namanya, jenis sepeda MTB ini memiliki suspensi pada rangkanya. Hal ini ditujukan agar sepeda dapat meredam akibat benturan yang terjadi saat sepeda melompat. 

Jenis sepeda ini kurang cocok untuk medan atau track yang relatif halus. Hal ini disebabkan karena bobotnya yang relatif lebih berat karena penambahan perangkat suspensi di frame.

Selain itu, dengan adanya pegas /suspensi pada frame membuat kayuhan kita tidak tersalurkan menjadi gerak maju sepeda kita. Sebagian kayuhan kita akan menjadi ayunan ke atas dan ke bawah, sehingga mengurangi kecepatan kita jika dibandingkan dengan saat menggunakan sepeda hard tail.

Jenis Sepeda Gunung Berdasarkan Jalur yang Dapat Dilalui

1.  Sepeda MTB XC (Cross Country)

Jenis sepeda gunung ini juga sering disebut dengan sepeda fulsus, yang merupakan singkatan dari full suspension. Sesuai dengan namanya, sepeda MTB ini memiliki suspensi pada frame-nya.

Hal ini ditujukan agar sepeda dapat meredam akibat benturan yang terjadi saat sepeda melompat. Oleh karena itu, konstruksi sepeda ini dipakai pada track offroad menengah hingga ekstrem. Sepeda downhill salah satu contoh jenis sepeda MTB yang menggunakan konstruksi full suspension ini.

Sepeda full suspension ini kurang cocok untuk medan/track yang relatif halus. Hal ini disebabkan karena bobotnya yang relatif lebih berat karena penambahan perangkat suspensi di frame

2.  Sepeda MTB Trail

Jenis Sepeda gunung MTB Trail sebenarnya hampir mirip dengan XC. Namun, dimodifikasi dengan suspense di tengah rangkanya dan medan yang dilalui sedikit lebih berat. Jadi, jenis sepeda trail ini dapat melibas track yang lebih bervariasi jika dibandingkan dengan jenis XC.

MTB trail ini juga banyak yang desainnya menggunakan sistem fullsus. Namun, tetap ada juga yang menggunakan frame hard trail. Biasanya, suspensi depan sepeda gunung trail ini memiliki travel antara 120 hingga 140 milimeter.

3.  Sepeda MTB All Mountain (AM).

Sesuai dengan namanya, All Mountain, sepeda ini dapat melibas berbagai track pegunungan. Mulai dari tanjakan hingga turunan off road dapat dilibas dengan sepeda ini. Jenis sepeda ini didesain untuk mengutamakan kenyamanan.

Kemampuan ini tidak lepas dari konstruksi full suspension yang diterapkan pada sepeda MTB AM ini. Selain itu, travel fork / suspensi depan yang berukuran antara 140-160 mm ini dapat mengatasi jalan off road berbatu. 

4. Sepeda MTB Enduro

Jenis sepeda ini merupakan sepeda yang didesain untuk trek off road menengah. Jenis sepeda ini menggunakan konstruksi frame dengan suspensi ganda atau full suspension.

Dapat dikatakan bahwa sepeda jenis ini merupakan versi lebih ringan dari sepeda downhill. Karena lebih ringan, sepeda ini juga lebih gesit. Namun demikian, kemampuan drop-nya (terjun dari ketinggian / jumping) di bawah sepeda downhill. Salah satu sebabnya adalah sepeda ini didesain untuk menggunakan suspensi depan dengan travel antara 150-160 mm.

5. Sepeda Downhill

Seperti namanya, jenis sepeda ini didesain untuk melibas turunan seperti perbukitan dan menuruni gunung. Namun, bukan sembarang turunan, tetapi turunan dengan rintangan yang harus dilewati dengan kecepatan tinggi, sehingga apabila sepeda ini digunakan di jalanan perkotaan, terasa tidak nyaman dan kurang efisien.

Kemampuan sepeda ini dapat meredam benturan yang terjadi saat sepeda digunakan untuk terjun dari lompatan yang cukup tinggi.

Oleh karena itu, sepeda downhill pada umumnya didesain dengan rangka yang berukuran besar untuk membuat sepeda downhill ini kokoh. Selain itu, suspensi yang digunakan juga memiliki travel yang besar, yaitu hingga 200 mm. Hal ini memungkinkan sepeda downhill ini dapat mendarat mulus dari ketinggian lompatan 2 meter, atau bahkan lebih.

Komentar

Postingan Populer